}
"Mari Mengenal Nabi Muhammad Saw dan Sahabat Nabi Muhammad Saw Lebih Dekat Dengan Membaca dan Meneladani Kisah Hidup Mereka, Agar Kita Dapat Menjalankan Kehidupan Yang Lebih Baik Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad Saw Dan Para Sahabat Beliau."

Kenali Sahabat Nabi Muhammad Saw Pemilik Doa Mustajab

Pada Artikel kali ini kita akan membahas tentang seoarang sahabat nabi muhammad saw yang memiliki doa mustajab serta menjadi panglima besar muslim yang membawa kejayaan muslim pada masa kekhalifahan Sahabat Umar Bin Khatab R.a, Dia Adalah Saad Bin Abi Waqqash bagaimanakah kisahnya marikita bahas.


Awal Masuk Islamnya Sahabat Nabi Muhammad Saw Saad Bin Abi Waqash

Sa’ad Bin Malik Az Zuhri atau lebih dikenal dengan nama Saad Bin Abi Waqash selain menjadi Sahabat Nabi Muhammad Saw Beliau juga merupakan salah seorang paman Rasulullah Saw namun usianya jauh lebih muda dari pada Rasulullah Saw.
Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Saad Bin Abi Waqqash
Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Saad Bin Abi Waqqash
Ia Masuk Islam ketika berusia 17 tahun, dan termasuk as sabiqunal awwalun, sebagian riwayat menyatakan ia merupakkan orang ke-3, ke-4, ke-7 dari kalangan lelaki remaja dewasa/dewasa, yang masuk Islam lewar informasi dari Sahabat Nabi Muhammad Saw Abu Bakar R.a.

Hidayah itu datang berawal dari sebuah mimpi, Saad pada waktu itu bermimpi matahari tidak muncul lagi yang mengakibatkan bumi diliputi kegelapan. Tidak ada lagi bedanya antara siang dan malam, tetapi kemudian muncullah cahaya, yang di antara cahaya tersebut adalah wajah – wajah yang dikenalinya yaitu sahabat Abu Bakar R.a, Zaid Bin Haritsah, dan Ali Bin Abi Thalib.

Lalu Saad bertanya kepada meraka “kapan kalian datang, tiba – tiba saja sudah ada disini?”, kemudian  mereka menjawab “ya Saat ini kami datang…..”, setelah mengatakan itu mereka lenyap dari pandangan Saad Bin Abi Waqqash dan beliau pun terbangun dari mimpinya.

Mengalami mimpi seperti itu membuat hati Saad menjadi gelisah, dan terus memikirkan arti dari mimpi yang ia alami tersebut hingga fajar menjelang. Pagi harinya seperti biasa ia pergi menuju ketempat kerjanya, namun pada hari itu dia tidak memiliki semangat untuk bekerja seperti pada hari – hari biasanya.

Dalam keadaan yang demikian, datang salah seorang Sahabat Abu Bakar R.a menghampiri Saad Bin Abi Waqqash, kemudian mereka berdua pun berbincang – bincang, sampai kepada Abu Bakar R.a menceritakan tentang Risalah yang di bawa oleh Rasulullah Saw, dan mengajak Saad untuk ikut memeluk Islam seperti yang Abu Bakar R.a lakukan.

Mendengar hal itu dari Abu Bakar R.a tiba – tiba saja hati Saad yang tadinya gelish mendadak berubah menjadi cerah, sama seperti ketika dia bermimpi melihat cahaya yang terang pada hari yang gelap tanpa matahari.

Tanpa berfikir panjang lagi Saad pun menerima ajakan dari Abu Bakar R.a menuju tempat berkumpulnya para sahabat Nabi Muhammad Saw, yang pada saat itu kebetulah memang sedang berkumpum dengan Rasulullah Saw, ketika bertemu dengan Rasulullah Saw Saad pun Berbaiat dan memuluk Islam berkat ajakan dari Abu Bakar R.a.


Pertentangan SahabatNabi Muhammad Saw Saad Bin Abi Waqqash dengan Ibunya

Maka sampai lah berita masuk islamnya Saad kepada ibunya, Mendengar bahwa Saad Bin Abi Waqqash memeluk Islam ibunya marah dan tidak menerima jika Saad memluk Islam, kemudian sang ibu pergi menemui Saad dan menyuruhnya untuk meninggalkan Islam dan mengancamnya dengan berkata “Wahai Saad Agama apa yang kamu peluk itu?, sekarang kau pilih tinggalkan agama itu dan kembali kepada agama nenek moyang ku atau aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati karena perbuataan mu itu.”

Mendengar hal itu dari ibunya Saad hanya berkata “ jangan kaulakukan itu wahai ibu, tetapi aku tidak akan meninggalkan agama ini”. Mendengar jawaban seperti itu dari Saad ibunya pun pulang dan melaksanakan ancamannya itu hingga memasuki hari ketiga, melihat keadaan ibunya sudah lemas dan tidak memiliki tenaga lagi, Saad pun mengkhawatirkan keadaan ibunya karena Saad adalah seorang anak yang sangat menghormati dan patuh kepada ibunya namun dia tetap menjaga agamanya.

Sampai suatu ketika keadaan ibunya sudah tidak berdaya lagi, orang – orang pun menjemput Saad dan membawanya kehadapan ibunya, di depan ibunya Saad pun berkata “Demi Allah, jika ibu mempunyai seribu nyawa, dan keluar satu – persatu, aku tidak akan meninggalkan Agama Islam ini”.
Melihat tekad anaknya yang begitu kuat, tidak bisa ditawar – tawar lagi, akhirnya ibunya menyerah dan makan serta minum lagi seperti biasanya, dan Saad pun tetap menghormati ibunya walaupun sang ibu tetap memeluk agama yang dia yakini.

Sebagian Riwayat menyebutkan, peristiwa Saad, dengan ibunya ini menjadi asbabun nuzul turunnya surah Luqman ayat 14 – 15, tentang bagaimana bergaul dengan orang tua.


Menjadi Salah Satu Sahabat Nabi Muhammad Saw Yang di Jamin Masuk Surga Oleh Rasulullah Saw

Rasulullah Saw pernah menyatakan bahwa ada sepuluh Sahabat yang dijamin pasti masuk kedalam surga, ketika mereka semua masih hidup. Selain empat sahabat Nabi Muhammad Saw yang merupakan Khulafaur Rasyidin, ada beberapa sahabat yang mendapatkan karunia tersebut mereka adalah : Thalhah bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Said Bin Zaid, Abdurahman Bin Auf, Abu Ubaidillah Bin Jarrah dan tentunya Saad Bin Abi Waqqash yang menjadi salah satu penerima karunia tersebut. 

Beliau memang tidak pernah tertinggal untuk berjuang bersana Rasulullah Saw untuk menyebarkan Islam dan beliau merupakan salah satu pemanah yang hebat di tanah Arab dan menjadi orang Arab pertama yang memanah di jalan Allah Swt, bahkan beliau pernah bersama Rasulullah Saw dalam peperangan tanpa bahan makanan yang mencukupi, kecuali hanya daun – daun pohon hublah dan pohon samurah.


Menjadi Sahabat NabiMuhammad Saw Yang Memiliki Doa Yang Mustajab Dan Pemanah Yang Ditakuti

Suatu ketika Nabi Saw merasa begitu senang dengan sifat dan prilaku Saad bin Abi Waqqash, karena hal itu Nabi Saw mendoakan Saad dengan doa “ Ya Allah, Tepatkanlah Panahnya, dan Kabulkanlah segala doanya”.

Sejak saat itu, panahan Saad menjadi senjata andalan bagi kaum muslimin dan sangat di takuti oleh musuh – mush Allah, Siapapun yang menjadi sasaran panahnya tidak akan lolos dan selamat lagi, begitu juga dengan doanya apapun yang di panjatkan oleh Saad seolah taka da penghalang antara dia dan Allah Swt, sehingga apapun yang dia panjatkan pastilah Allah Kabulkan.

Pernah suatu ketika ada seorang yang memaki Sahabat Nabi Muhammad Saw Ali Bin Abi Thalib, Thalhal bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam. Melihat hal itu Saad menasehati orang tersebut untuk menghentikan perbuatannya tersebut, tetapi orang tersebut tetap melakukannya, melihat hal itu Saad pun mengancam akan mendoakannya namu mendengar hal itu dengan sinis orang tersebut berkata kepada Saad “Engkau menakut – nakuti ku seperti engkau seorang Nabi saja”.

Mendengar perkataan itu Saad pun akhirnya pergi menuju masjid dan mengambil air wudhu dan shalat dua rakaat, kemudaian berdoa “Ya Allah, Kiranya menurut ilmu-mu, orang ini telah menghina sekelompok orang yang telah memperoleh kebaikan dari engkau, dan sekiranya sikapnya mengundang kemurkaan-mu, aku mohon tunjukan suatu pertanda yang akan menjadi pelajaran bagi yang lainnya”.

Tidak lama setelah Saad berdoa, tiba – tiba saja ada se-ekor unta yang menjadi liar masuk ke dalam kerumunan orang – orang, anehnya unta itu seolah – olah mencari seseorang, dan ketika ditemukan lelaki yang memaki 3 sahabat Nabi Muhammad Saw tersebut, unta itu menerjang, menyepak, dan menginjak – injak lelaki tersebut hingga tewas.


Menjadi Panglima Perang dan Memimpin Pasukan Muslimin Pada Masa kepemimpinan Sahabat Nabi Muhammad Saw Khalifah Umar Bin Khatab

Pada masa Khalifah Umar Bin Khatab R.a, Saad bin Abi Waqqash dipilih untuk memimpin sebuah pasukan untuk memerangi tentara Persiadi yang pada saat itu berada dibawah kepemimpinan Rustum.
Pertempuran yang disebut dengan perang Qadisiah ini sebenarnya tidak berimbang, karena jumlah pasukan kaum muslimin pada saat itu hanya berjumlah 30.000 orang sedangkan pasukan musuh berjumlah 120.000 orang, namun keadaan ini tidak membuat Sahabat Nabi Muhammad Saw ini menjadi gentar dan takut.

Sebelum pertempuran dimulai, Rustum meminta agar mengirim utusan untuk melakukan pembicaraan atau negosiasi, maka Saad pun mengirim Rib’I bin Amir, namun negosiasi pertama gagal. Lalu Rustum meminta negosiasi ulang, lalu Saad pun mengirim utusannya yaitu Huzaifah bin Mihsan, negosiasi kedua ini pun gagal. Dan Rustum pun untuk ketiga kalinya meminta untuk melakukan negosiasi, dan Saad pun mengirim Mughirah bin Syubah, seperti yang lalu negosiasi ini pun gagal.

Sudah tiga kali melakukan negosiasi namun menemui jalan buntu, karena bagi pasukan muslimin, mereka hanya memiliki 3 pilihan seperti yang telah diperintahkan Nabi Saw :

  • Agar mereka memeluk Islam
  • Tunduk kepada Madinah dan membayar Zijiyah atau Pajak
  • Plihan terakhir adalah perang agar mereka bisa menerima Islam
Akhirnya peperangan pun terjadi, karena Rustum tidak mau untuk memilih 2 pilihan pertama, dia merasa dapat dengan mudah mengalahkan pasukan muslimin yang hanya berjumlah sepertiga dari jumlah pasukannya, tetapi ketika perang akan di mulai Saad mengalami sakit Bisul pada sekujur tubuhnya sehingga ia tidak bisa menaiki kudanya.

Hal itu menyebabkan Saad hanya bisa memimpin perang dari tenda komandonya, namun dalam riwayat yang lain menyebutkan, ia menunjuk salah satu Sahabat Nabi Muhammad Saw Khalid Bin Arfathah untuk memimpin pasukan.

Namun demikian pasukan muslim dapat memporak – porandakan pasukan Rustum yang jumlahnya 4 kali lebih banyak dari jumlah pasukan kaum muslimin. Mereka lari mengundurkan diri ke Nawahand, dan kemudian mundur lagi ke Madain ibukota Persia, karena pasukan muslimin terus mengejar mereka.

Setelah 2 tahun berlalu Sahabat Nabi Muhammad Saw KhalifahUmar Bin Khatab memerintahkan Saad untuk menyerang Madain. Walaupun kota Madain dipisahkan dengan sungai Tigris, pasukan muslimin tidak merasa gentar dan dapat menyebranginya dengan baik, adapun kesuksesan ini di dasari oleh strategi perang dari Saad bin Abi Waqqash yaitu :

·  Saad mengirim dua kelompok pasukan yang dipimpin oleh Ashim bin Amr dan Qa’qa bin amr untuk menyebrang terlebih dahulu dan mengamankan posisi di sebrang sungai.

·  Setelah itu pasukan utama menyebrang, dengan dibagi menjadi beberapa kelompok

Hal ini membuat Salah seorang Sahabat Nabi Muhammad Saw yang berasal dari Persia yaitu Salman Al Farisi takjub dan tak percaya mereka mampu menyebrangi sungai Tigris dengan kuda – kudanya seperti berada didaratan saja.

Saad dengan doa makbulnya, hanya memerintahkan anggota pasukannya untuk berdizkir, “Hasbunallah wa nikmal wakil”, sepanjang mereka menyebrangi sungai Tigris sehingga tidak seorangpun yang mengalami kecelakaan ketika menyebrangi sungai tersebut.

Bahkan tidak ada satu barang pun yang hilang terbawa arus air sungai tersebut, setelah menyebrangi sungai tersebut terjadilah peperangan yang dahsyat dan akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin dan Madain pun takluk di bawah pasukan yang dipimpin oleh Saad Bin Abi Waqqash, kejadian ini juga menjadi symbol runtuhnya kekuasaan para penyembah api dari Persia yang telah bertahan selama ribuan tahun.

Demikianlah Kisah salah seorang Sahabat Nabi Muhammad Saw yang patut kita pelajari, karena dengan mempelajari kisah – kisah nya akan membuat kita jauh lebih mengenal para sahabat, dan menjadikan contoh yang baik untuk kita menjaalani kehidupan sesuai dengan ajaran yang telah di turunkan Allah Swt dan di bawa oleh Rasulullah Saw.

Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita kaum muslimin, sebagai acuan untuk menjadi umat yang jauh lebih baik dengan meniru sifat – sifat dari para sahabat ini, dan semoga Allah senantiasa menjaga kita semua dalam keadaan yang baik dan di ridhai olehnya.

Jika Menurut Anda artikel ini bermanfaat untuk kita dan kaum muslimin lainnya, tolong bantu Like dan Share artikel ini yah !!

Terima kasih telah berkunjung dan membaca Artikel di Blog ini. 
Previous
Next Post »
Thanks for your comment