Hallo Sahabat, Dalam Artikel Kali
ini kita akan membahas kisah turunnya wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad Saw,
yang kita ketahui wahyu itu adalah surah Al-Maidah ayat 3, adapun proses
turunnya akan kita bahas dalam kisah dibawah ini:
Turunnya Wahyu Terakhir Dan Kesedihan Para Sahabat Nabi Muhammad Saw
Diriwayatkan bahwa surah
Al-Maidah ayat 3 yang merupakan wayu terakahhir turun kepada Nabi Muhammad Saw
pada hari Jumat sesudah Ashar tepatnya di padang Arafah Pada penghabisan musim
Haji.
Pada masa itu Nabi Muhammad Saw
berada di padang Arafah di atas unta, ketika ayat ini turun kepada beliau,
tidak begitu jelas penerimaannya bahkan beliau tidak dapat mengingat isi dan
makna yang terkandung dari ayat tersebut, karena merasa bingung beliau akhirnya
berhenti dan bersandar di badan unta yang beliau tunggangi tadi.
Kisah Nabi Muhammad Saw Wahyu Terakhir |
Ketika Nabi Muhammad Saw berada
dalam kebingungan, turunlah malaikat Jibril AS dan berkata kepada Nabi Saw “
Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu,
maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah Swt dan demikian juga apa
yang dilarang olehnya, oleh karena itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan
beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan
mu” setelah berkata seperti itu Jibril As pun pergi.
Setelah Malaikat Jibril Pergi
Nabi Muhammad Saw pun kembali menaiki untanya dan bergegas untuk pergi kemekah
lalu ke Madinah untuk mengumpulkan para sahabat beliau, setelah mereka
berkumpul Rasulullah Saw pun menceritakan apa yang telah di beritahukan oleh
malaikat Jibril As, mendengar hal itu para sahabatpun bergembira dan mengatakan
“Agama kita telah sempurna, Agama kita telah sempurna”.
Adapun Abu Bakar R.a tidak bisa
menahan sedih karena mendengar hal itu, Abu Bakar pun Pulang dan mengunci
rumahnya dan menangis sekuat – kuatnya, dia menangis dari pagi hingga malam.
Keadaan Abu Bakar ini sampai kepada telinga para sahabat yang lain, para
sahabat pun memutuskan untuk berkumpul di depan rumah Abu Bakar R.a sambil
berkata “Wahai Abu Bakar, apakah yang membuatmu menangis hingga seperti ini ?
seharusnya kamu merasa gembira karena agama kita telah sempurna”.
Mendengar pertanyaan tersebut AbuBakar R.a pun berkata “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang
musibah yang menimpa kamu, tidaklah kalian tahu bahwa apabila sesuatu perkara
itu telah sempurna maka akan kelihatanlah kekurangannya, dengan turunnya wahyu
terakhir kepada Nabi Muhammad Saw itu menunjukan perpisahan kira dengan
Rasulullah Saw, hasan dan Hasan Dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi
Saw menjadi Janda”.
Setelah mereka mendengar
penjelasan dari Abu Bakar R.a, maka tersadarlah mereka akan kebenaran kata –
kata Abu Bakar R.a lalu merekapun ikut menangis sekuat – kuatnya. Tangisan
mereka pun terdengar oleh sahabat yang lainnya, maka merekapun memberitahukan
hal ini kepada Nabi Muhammad Saw.
Salah seorang sahabat berkata
kepada Nabi Muhammad Saw “Ya Rasulullah Saw kami baru saja kembali dari rumah
Abu Bakar dan kami mendapati banyak orang yang sedang menangis dengan suara
kencang di depan rumah Abu Bakar”.
Mendengar hal itu wajah
rasulullah Saw berubah dan bergegas pergi menuju rumah Abu Bakar R.a, setibanya
beliau di rumah Abu Bakar R.a dan melihat para sahabat menangis, beliau pun
bertanya “Wahai para sahabat ku, ada apakah ini kenapa kalian semua menagis?”
mendengar pertanyaan tersebut Sahabat Ali R.a pun menjawab “Ya Rasulullah, Abu
Bakar mengatakan degan turunnya wahyu terakhir kepada engkau, merupakan suatu
pertanda bahwa waktu wafatmu telah dekat, Adakah ini benar wahai Rasulullah?”.
Nabi Muhammad Saw pun menjawab
“semua yang di katakana oleh Abu Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu
untukku meninggalkan kalian semua telah dekat”, mendengar penjelasan Rasulullah
Saw Abu Bakar pun menagis sekuat – kuatnya hingga dia jatuh pingsan.
Sementara Ukasyah R.a berkata
kepada Rasulullah Saw “Ya Rasulullah, waktu itu engkau telah memukul saya tepat
pada tulang rusuk saya, oleh karena itu saya ingin tahu apakah anda sengaja
memukul saya, atau tidak sengaja karena engkau sebenarnya ingin memukul unta mu
?”,
Mendengar pertanyaan itu NabiMuhammad Saw pun berkata “wahai Ukasyah saya sengaja memukul mu” lalu beliau
memerintahkan Bilal R.a untuk pergi kerumah Fathimah mengambilkan tongkat yang
biasa digunakan oleh Beliau. Lalu Bilal pun berdiri dan pergi menuju kerumah
Fathimah dengan meletakan tangannya di atas kepala dan berkata “Rasulullah Saw
telah menyediakan dirinya untuk diqishash (dibalas)”.
Sesampainya Bilal dirumah
Fathimah dia pun memberikan salam sambil mengetuk pintu rumah Fathimah, lalu
Fathimah pun menyahut dengan berkata “siapakah kamu?” lalu Bilal berkata “saya
Bilal, saya diperintahkan oleh Rasulullah Saw untuk mengambil tongkat beliau”.
Mendengar hal itu Fhatimah pun bertanya kepada Bilal “hai Bilal untuk apa
Ayahku meminta tongkat itu” Bilalpun menjawab pertanyaan Fathimah dengan
berkata “Wahai Fhatimah Rasulullah Saw telah menyediakan dirinya untuk
diqishash”.
Setelah tongkat tersebut berada
ditangan Rasulullah Saw, beliaupun menyerahkan tongkat tersebut kepada ukasyah,
melihat hal tersebut Abu Bakar R.a Dan Umar R.a berdiri dan berkata “Hai
Ukasyah, janganlah kau qishash Baginda Nabi Saw, jika engkau mau qishash lah
kami berdua”. Mendengar kata – kara kedua sahabat tersebut Rasulullah Saw pun
berkata “Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kalian berdua, sesungguhnya Allah telah
menetapkan tempatnya untuk kamu berdua”.
Kemudian Ali R.a bangun dan
berkata “wahai Ukasyah, aku adalah orang yang senantiasa berada di samping
Rasulullah saw oleh karena itu pukullah aku dan jagan kau qishash Rasulullah
Saw”, lalu Rasulullah pun berkata “wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah
Swt telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu”.
Setelah itu Hasan dan Husein
bangun dan berkata “wahai Ukasyah, seperti yang kamu ketahui kami adalah cucu
Rasulullah Saw, dengan mengqishash kami sama saja dengan mengqishash Rasulullah
saw maka pukullah kami”, mendengar perkataan cucunya Rasulullah Saw pun berkata
“Wahai buah hatikum duduklah kalian berdua”, kemudian Baliau berkata kepada
Ukasyah “wahai Ukasyah Pukullah aku jika engkau ingin memukulku”.
Kemudian Ukasyah Berkata “Ya
Rasulullah, anda memukul ku ketika aku tidak mengenakan pakaian”, maka Nabi
Muhammad Saw pun membuka pakaiannya, ketika itu terjadi menangislah semua
sahabat yang ada disitu, setelah Ukasyah melihat tubuh Rasulullah Saw dia pun
tidak memukulnya melainkan malah menciuh Rasulullah Saw dan berkata “saya tebus
anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul anda, saya
melakukan ini hanya karena saya ingin menyentuh tubuh anda yang telah
dimuliakan oleh Allah Swt”.
Melihat hal itu Rasulullah saw
pun berkata “dengarlah kalian semuanya, jika kalian ingin melihat ahli surga,
maka inilah orangnya”, mendengar hal itu para sahabat pun bersorak dan saling
bersalaman atas kegembiraan mereka akan hal tersebut. Lalu merekapun berkata
“wahai Ukasyah, inilah keuntungan paling besar bagimu, engkau telah memperoleh
derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah Saw di dalam surga”.
Nasihat Nabi Muhammad Saw Kepada ParaSahabat Sebelum Beliau Wafat
Ketika ajal
Nabi Muhammad Saw semakin dekat, beliaupun mengumpulkan para sahabatnya dirumah
Aisyah R.a, setelah semua sahabat berkumpul beliaupun berkata “ Selamat datang
kalian semua, semoga Allah Swt mengasihi kalian semua, Aku ingin berwhasiat
kepada kalian semua agar kalian semua tetap bertaqwa kepada Allah Swt, dan
mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara aku dengan
kalian telah dekat, jika telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang
memandikanku, Fadhl bin Abbas yang menuangkan air, dan Usamah bin Zaid yang
membantu keduanya, setelah itu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri jika
kalian semua menghendakai, atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih.
Apabilah kalian
memandikanku, maka letakanlah aku diatas tempat tidurku setelah itu kalian
keluarlah tinggalkan aku sebentar, karena yang pertama akan menshalatkan aku
adalah Allah Swt, kemudian Jibril As, setelahnya diikuti oleh Malaikat Israfil,
mikail, dan yang terakhir malaika izrail dan para pembantunya, setelah itu
barulah kalia masuk bergantian secara berkelompok untuk menshalatkan
Jenazahku”.
Mendengar
perkataan Rasullah Saw tersebut para sahabat pun menangis dan berkata “Ya
Rasulullah, engkau adalah seorang rasul yang diutus kepada kami dan seluruh
manusia, selama ini engkau telah memberi kami kekuatan dan membantu perkara –
perkara yang kami hadapi, apabila setelah kepergianmu nanti kepada siapakan
kami harus bertanya tentang perkara yang kami hadapi?”.
Mendengar
pertanyaan itu Rasulullah Saw pun berkata “ dengar lah para sahabatku, aku
tinggalkan kepada kalian semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan
telah aku tinggalkan kepada kalian semua 2 penasihat yang satu dari penasihat
itu pandai berbicara dan satu lagi hanya berdiam, yang berbicara itu adalah
Al-Quran dan yang diam itu adalah maut, apa bila ada persoalan yang rumit
diantara kalian, maka hendaklah kalian semua kembali kepada Al-Quran dan
hadis-ku dan sekiranya hati kalian itu keras maka lembutkanlah dia dengan
mengambil pelajaran dari mati.
Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Pada sebuah
Kitab diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw diutus pada hari senin dan meninggal
pada hari senin pula, pada hari senin itu tepatnya pada bulan safar Rasulullah
Saw mengalami sakit parah yang menyebabkan beliau sulit untuk bergerak.
Subuh itu adzan
dikumandangkan oleh Bilal R.a, setelah mengumandangkan Adzan Bilal pun pergi
kerumah Rasulullah untuk menjemput beliau, ketika Bilal Tiba dirumah Rasulullah
saw, bilal pun mengucapkan salam “ Assalamualaikum ya Rasulullah” namun yang
menjawab salam bilal adalan Fathimah R.a dengan berkata “Rasulullah Saw masih
sibuk dengan urusan beliau”.
Mendengar
jawaban tersebut Bilal pun pergi menuju kemasjid, namun setelah lama para
sahabat menunggu Rasulullah yang tidak kunjung datang, maka Bilal pun kembali
kerumah Nabi Saw, setibanya di rumah Bilal pun memberikan salam dan kali ini
salam bilal didengar oleh Rasulullah Saw dan dijawab “masuklah Wahai Bilal
sesungguhnya penyakitku ini semakin berat. Oleh karena itu suruhlah Abu Bakar
untuk mengimami shalat subuh”.
Mendengar hal
itu Bilal pun bergegas kembali kemasjid, setibanya Bilal di masjid dia pun
memberitahukan kepada Abu Bakar apa yang
telah di katakana oleh Rasulullah Saw, mendengar hal itu Abu Bakar pun menagis
dengan suara yang keras hingga ia pingsan, melihat peristiwa itu maka para
sahabat yang berkumpul dimasjid pun ikut menangis dengan keras, sangking
kerasnya suara tangisan itu terdengar oleh Nabi Muhammad saw.
Lalu beliaupun
bertanya kepada Fathimah “wahai Fathimah, apakah yang sedang terjadi?”,
Fathimah pun menjawab “keributan kaum muslimin, yang disebabkan engkau tidak
ada dimasjid” mendengar hal itu Rasululllah Saw pun memanggil Ali R.a dan Fadlh
bin Abas untuk menggandengnya berjalan menuju kemasjid, sesampainya dimasjid
Nabi Saw pun mengimami shalat subuh.
Setelah selesai
shalat subuh berjamaah Nabi Saw naik keatas mimbar dan berkata “wahai kaum
muslimin, kalian semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah swt,
oleh karena itu hendaklah kalian semua bertaqwa kepada Allah Swt dan
kerjakanlah segala perintahnya, sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini
dan kalian semua, dan hari ini adalah hari pertamaku di akhiran dan hari
terakhirku didunia”. Setelah berkata demikian beliaupun pulang kerumah.
Kemudian Allah
pun mewahyukan kepada Malaikat Izrail As “wahai Izrail, pergilah kamu kepada
kekasihku dengan sebaik – baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut nyawanya hendaklah
kamu lakukan dengan cara yang paling lembut sekali, apabila kamu pergi
kerumahnya maka minta izin lah terlebih dahulu, jika dia mengizinkan maka
masuklah kamu kerumahnya dan jika dia tidak mengizinkan maka hendaklah kamu
kembali kepada ku”.
Setelah
mendapat perintah dari Allas Swt malaikat Izrail pun turun dengan menyerupai
orang Arab Badwi, sesampainya di rumah Rasulullah saw malaikat Izrail pun
memberi salam “Assalammualaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati
a askhulu?” (mudah – mudahan keselamatan tetap untuk kalian semua, wahai para
penghuni rumah Nabi Muhammad Saw, dan sumber risaalah, bolehkah aku masuk?).
Mendengar orang
memberi salam Fathimah pun berkata “wahai hamba Allah, Rasulullah saw sedang
sibuk sebab sakit beliau semakin bertambah parah”, kemudian malaikat Izrailpun
kembali berkata seperti salam yang dia ucapkan tadi, dan kali ini salam nya di
dengar oleh Nabi Muhammad Saw, lalu Nabi Saw bertanya kepada Fathimah “wahai
Fathimah siapakah yang ada didepan pintu itu?”.
Fathimah pun
menjawab “Ya Rasulullah, ada seorang Arab Badwi memanggil mu, dan aku telah
mengatakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk karena sakit, sebaliknya dia malah
memandang saya dengan tajam sehingga membuat tubuhku mengigil”. Kemudian Nabi Saw
berkata “wahai Fathimah tahukah engkau siapa orang itu?”, “tidak ayah” jawab
Fathimah “dia adalah malaikat Izrail, malaikat yang akan memutus segalanya”
Nabi Saw menjelaskan.
Mendengar hal
tersebut Fathimah R.a tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui
bahwa perpisahan dengan ayahnya sudah semakin dekat, lalu diapun menagis sekuat
– kuatnya, ketika itu Nabi Muhammad Saw mendengar tangisan Fathimah tersebut
kemudian berkata “janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang
pertama dalam keluarga ku yang akan menyusulku”.
Setelah
berbicara kepada Fathimah Nabi Saw pun mengijinkan malaikat Izrail untuk masuk,
Izrailpun masuk dengan mengucapkan “Assalamualaikum ya Rasulullah”. Nabi Saw
pun menjawab “waalaikassaalamu, wahai Izrail engkau datang menziarahi aku atu
untuk mencabut nyawaku?”, maka berkata lah Izrail “kedatangan saya adalah untuk
menziarahimu dan mencabut nyawamu, itupun jika engkau mengijinkan, jika engkau
tidak mengizinkan maka aku akan kembali”.
Mendengar
perkataan Izrail Nabi Saw pun berkata “wahai Izrail dimanakah kau tinggalkan
Jibril?” “saya tinggalkan Jibril dilangit dunia, para malaikat sedang
memuliakannya” jawab Izrail, tidak lama kemudian Jibril As pun turun dan duduk
di dekat kepala Nabi Saw.
Melihat
kedatangan Jibril As Nabi Saw pun berkata “wahai Jibril, tahukah kamu bahwa
ajalku sudah dekat” Jibril menjawab “ya aku tahu” Nabi Saw pun bertanya lagi
“Wahai Jibril, beritahu kepada ku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi
Allah Swt” Jibril menjawab “sesungguhnya semua pintu langit telah terbuka, para
malaikat bersusun rapih menanti ruhmu dilangit. Semua pintu – pintu surga telah
dibuka, dan semua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu”.
Kemudian Nabi
Saw berkat “Alhamdulillah, sekarang katakana pula tentang umatku di hari kiamat
nanti”, Jibril berkata “Allah Swt telah berfirman, sesungguhnya aku telah
melarang semua para nabi masuk surga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan
aku juga telah melarang semua umat memasuki surga sebelum umatmu memasuki surga”.
Mendengar
perkataan Jibril Nabi Saw pun berkata sekarang aku telah puas hati dan telah
hilang rasa susahku”, kemudai beliau kembali berkata kepada kepada Izrail
“wahai Izrail, mendekatlah kamu kepadaku”. Malaikat izrail pun memulai
tugasnya, ketika ruh nabi saw sampai pada pusar, Nabi Muhammad Saw pun berkata
“ wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati”.
Mendengar
perkataan itu Jibril As pun menolehkan wajahnya dari pandangan Rasulullah Saw,
melihat hal itu Rasulullah Saw berkata “ Wahai Jibril, apakah kamu tidah suka
melihat wajahku ?” Jibril As pun menjawab “wahai kekasih Allah, siapakah yang
sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut”.
Salah seorang
Sahabat Nabi Muhammad Saw yang bernama Anas bin malik mengatakan “ ketika ruh
nabi saw sudah sampai di dada beliau bersabda “ Aku wasiatkan kepada kalian
agar kalian semua menjaga shalat dan semua yang telah diperintahkan oleh Allah
Swt”.
Sahabat Ali R.a
berkata “sesungguhnya Rasulullah Saw ketika menjelang saat – saat terakhir,
telah menggerakan kedua bibir beliau sebanya dua kali, dan saya meletakan
telinga saya kepada beliau”. Beliaupun berkata “umatku, umatku.” Kemudian
Beliaupun Meninggal.
Demikianlah
Kisah turunnya wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad Saw dan ditutup dengan
wafatnya beliau Saw, semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran yang berharga
untuk kita, dan menjadikan kecintaan para sahabat kepada Nabi muhammad saw menjadi tolak ukur kecintaan kita kepada
Beliau.
Bahkan sampai
saat beliau meninggalpun Nabi Saw tetap memikirkan umatnya, bagaimana dengan
kita sebagai umat beliau ? mari kita laksanakan wasiat beliau agar kita dapat
bertemu dengan beliau di surga nanti.
Jika artikel
ini bermanfaat bantu untuk like dan share yah sahabat, terima kasih telah berkunjung
di blog ini
Salam.
BERLANGGANAN ARTIKEL BLOG INI
ConversionConversion EmoticonEmoticon