Hallo sahabat kembali lagi
bersama kami, jika dalam artikel – artikel sebelumnya kita sudah membawas
beberapa Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw,
kali ini kita akan melanjutkan kisah Sahabat ini. Dalam artikel kali ini kita akan membahas sahabat
yang menjadi salah satu dari 10 orang yang di jamin masuk surga oleh Nabi Saw dia adalah Thalhah Bib Ubaidillah.
Masuk Islamnya Sahabat Nabi Muhammad Saw Thalhah Bin Ubaidillah
Thalhah bin ubaidilah merupakan
sahabat yang masih memiliki garis keturunan yang bersambung dengan Rasulullah
Saw, yakni pada Murrah Bin Ka’ab, enam atau tujuh generasi di atas beliau. Pada
suatu hari ketika Thalhah sedang berdagang di pasar Bushra daerah negeri Syam,
dia bertemu dengan seseorang yang di utus oleh seorang Rahib mencari orang yang
datang dari tanah haram (Makkah).
Thalhah Bin Ubaidillah |
Ketika itu dia di tanya oleh
utusan rahib tersebut dan Thalhah pun menyatakan bahwa dirinya dari Makkah,
mendengar hal itu utusan itupun membawa Thalhah untuk menemui Rahib yang
beragama nasrani tersebut di biaranya, sesampainya di biara sang rahib langsung
bertanya kepada Thalhah “Apakah Ahmad Telah muncul?”, “Siapakah Ahmad?” Thalhah
balik bertanya kepada Rahib itu.
“Beliau adalah putra dari
Abdullah Bin Abdul Muthalib, bulan ini adalah bulan dimana ia akan muncul
sebagai nabi terakhir. Tempat munculnya adalah Makkah, dan tempat hijrahnya
adalah daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma, banyak batu hitam dan tanahnya
sangat asin, sehingga jarang di tumbuhi oleh pepohonan, hendaknya engkau segera
menyambutnya !!”. Rahib itu menjelaskan.
Ternyata penjelasan dari rahib
itu menjadi kesan yang dalam untuk Thalhah, sehingga membuat ia memutuskan
untuk segera pulang keMakkah karena penasaran dengan apa yang telah di jelaskan
oleh Rahib tadi. Setibanya di Makkah Thalhah langsung mencari tahu tentang hal
itu dengan bertanya kepada orang – orang yang ada di sekitar situ, lalu
kemudian mereka pun berkata “Muhammad Bin Abdullah telah menyatakan dirinya
sebagai Nabi, dan Abu Bakar bin Abu
Quhafah telah mengikuti ajarannya …!!”.
Mendengar hal itu tanpa membuang
waktu Thalhah kemudian pergi untuk menemui AbuBakar R.a yang merupakan sahabat nabi
Muhammad Saw yang pertama masuk islam dari kalangan laki – laki dewasa pada
waktu itu, setibanya Thalhah di tempat AbuBakar R.a Thalhah bertanya tentang berita pernyataan Nabi Saw itu,
sekaligus menceritakan tentang kejadian yang ia alami ketika di negeri syam.
Mendengar cerita tersebut AbuBakar R.a kemudian mengajak Thalhah untuk pergi menemui Nabi Saw, sesampainya
mereka di tempat Rasulullah Saw Thalhah pun menceritakan kejadian ketika dia di
ajak bertemu dengan Rahib pada waktu di pasar Bushra, mendengar cerita Thalhah
Nabi Saw sangat gembira atas pembenaran sang rahib, hal ini membuat tekad Nabi
Saw untuk berdakwah semakin bertambah.
Thalhah pun karena sudah
mengetahui tentang pembenaran Muhammad Sebagai Nabi, ia pun tanpa berfikir
langsung mengikuti ajaran yang di bawa oleh Nabi Saw, sejak saat itu lah
Thalhah memeluk Islam.
Penyiksaan Kaum Kafir Quraisy kepada Sahabat Nabi Muhammad Saw Thalhah
Seperti halnya para pemeluk Islam
yang lain pada masa awal – awal Islam baru berkembang di Makkah, Thalhah pun
tidak lepas dari penyiksaan dan terror dari para pembesar dan pemimpin Quraisy
agar dia kembali ke agama jahiliyah, Padahal Thalhah merupakan orang yang
terpandang juga kaya di kaumnya.
Setelah keIslamannya di ketahui
oleh orang – orang Quraisy, Nufail bin Khuwailid, salah seorang pembesar yang
memiliki julukan “Singa Quraisy” mencari – cari dirinya. Ketika Thalhah sedang
berjalan bersama Abu Bakar R.a, ada
seorang Quraisy yang melihatnya dan segera saja menangkap mereka berdua dan
disiksa seperti Sahabat Nabi Muhammad Saw
yang lainnya.
Mereka berdua diikat dengan satu
tambang, kemudian di ancam dan diintimidasi. Namun orang – orang Quraisy tidak
berani bertindang terlalu keras dan kejam, karena kawatir pembalasan dari
khabilahnya Abu Bakar R.a dan
Thalhah R.a.
Setelah berbagai ancaman
dilakukan, dari yang halus hingga yang kasar tidak juga membuahkan hasil yang
baik untuk orang – orang Quraisy tersebut, akhirnya mereka merasa lelah dan
melepaskan Abu Bakar R.a serta Thalhah R.a. karena peristiwa ini, Abu Bakar R.adan Thalhah R.a disebut sebagai ‘Al Qarinain’ yang artinya dua setangkai.
Tidak sampai disitu Thalhah R.a
juga mengalami siksaan dari Ibunya sendiri, Shabah Binti Hadramy, saudara dari
salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw, Ala
bin Hadramy. Tangan Thalhah diikatkan kelehernya, kemudian di arak keliling
kota Makkah, diikuti rombongan keluarganya. Ibunya mengikuti dibelakang sambil
mencaci maki Thalhah.
Walaupun disakiti dan di caci
maki oleh orang terdekat, keyakinan dan keimanannya tidak bergeming,
bagaimanapun juga Allah Swt dan Nabi Saw lebih dicintainya dari pada ibu dan
sanak saudaranya.
Thalhah Termasuk Kelompok Sahabat Nabi Muhammad Saw yang pertama masuk
Islam (As – Sabiqunal Awalin) dan Salah Satu Dari 10 Sahabat Yang Dijamin Masuk
Surga Ketika Masih Hidup
Thalhah bin Ubaidillah merupakan
sahabat yang termasuk kedalam kelompok As – Sabiqunal Awalin, dan Ia juga
merupakan salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Saw, bersama dengan 9 sahabat lainnya yaitu Abu Bakar R.a, Umar Bin Khatab R.a, Utsman Bin Affan R.a, Ali bin Abi Thalib R.a, Abdurahman Bin Auf R.a, Saad bin Abi Waqqash R.a, Said bin zaid
R.a, Zubair bin Awwam R.a, dan Abu Ubaidah bin Jarrah R.a.
Pada waktu turunnya surah
Al-Ahzab ayat 23 yang artinya, “di antara orang – orang mukmin itu terdapat
sejumlah laki – laki yang memenuhi janji – janji mereka terhadap Allah. Di antara
mereka ada yang memberikan nyawanya, sebagian yang lain sedang menunggu
gilirannya. Dan tidak pernah mereka merubah pendiriannya sedikitpun..!!”
Ketika itu Nabi Saw memandang
kepada seluruh sahabat yang sedang berkumpul, ketika beliau menatap kepada
Thalhah, Nabi Saw pun besabda “siapa yang ingin melihat seseorang yang masih
berjalan di bumi, tetapi ia telah menyerahkan nyaawanya kepada Allah, hendaklah
ia Melihat Thalhah..!”
Perjuangan Thalhah Pada Perang – Perang Yang Di Alami Kaum Muslimin Bersama Rasulullah Saw
Setelah kaum muslimin hijrah ke Madinah, Thalhah hampir
tidak pernah tertinggal dalam perang apapun kecuali pada perang badar. Karena pada
saat perang badar berlangsung Thalhah dan salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw yang bernama Said bin Zaid sedang
melaksanakan tugas dari Rasulullah Saw untuk menjadi mata – mata ke suatu
tempat.
Baca Juga :
Namun demikian Nama Thalhah
tercantum sebagai penerima harta Ghanimah hasil dari perang badar, ada sekitar
8 orang sahabat yang pada saat itu namanya tercantum walaupun tidak berada di
dalam peperang, karena mereka sedang menjalankan tugas yang diberikan oleh
Rasulullah Saw, sehingga Rasulullah Saw mencantumkan nama mereka sebagai Ahlul
Badar sebagaimana para pahlawan perang badar lainnya.
Seolah ingin menebus ketertinggalannya
pada perang badar, Thalhah ingin mencurahkan semua kemampuan dan semangat
perjuangannya pada perang Uhud. Pada awal pertempuran kaum Quraisy berhasil
digempur oleh kaum muslimin, termasuk Thalhah yang terus berlari mengejar musuh
– mush Allah tersebut sambil terus berada di sebelah Nabi Saw.
Kemenangan tersebut tidak lain
karena 50 orang pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair, merekalah yang
sangat menentukan pertahanan pasukan muslimin. Nabi Saw telah berpesan kepada
mereka agar tidak meninggalkan posisi mereka, menang ataupu kalah, sampai Nabi
Saw memerintahkan mereka utuk turun barulah mereka boleh turun.
Namun setelah pasukan Quraisy
kocar – kacir berlarian dan meninggalkan banyak harta Ghanimah, sebagian
pasukan pemanah ini tergiur ingin mengambil harta rampasan tersebut, hal ini
mengakibatkan sisi pertahanan kaum musllimin menjadi lemah, melihat hal ini
pasukan berkuda Qurasiy yang dipimpin oleh Khali Bin Walid berbalik menaiki
bukit, dan 10 orang pemanah yang tersisa tidak berdaya menghadang mereka
sehingga mereka mati syahid semua.
Pasukan Quraisy yang tadi
berlarian kembali berbalik mengikuti Khalid bin Walid untuk menyerang kaum
muslimin, kondisi pun menjadi berbalik, hal ini menyebabkan posisi Nabi Saw
terancam oleh serangan musuh. Melihat pasukan Quraisy berlari menuju Nabi Saw,
beliau berusaha mengumpulkan pasukan yang tersisa untuk membantunya, namun
hanya ada tujuh orang Anshar dan dua orang muhajirin yang berada di dekat
beliau.
Satu persatu sahabat anshar
menghadang pasukan Quraisy yang menuju ke Nabi Saw, sementara dua muhajirin
bertahan di dekat Rasulullah Saw untuk melindungi beliau. Saad bin Abi Waqqash
menyerbu pasukan Quraisy dengan panahnya hingga beberapa dari mereka mati
terkena panah, sedangkan Thalhah bin Ubaidillah menghadang para penyerang Nabi
Saw dengan pedangnya.
Karena kekuatan yang tidak
berimbang satu – persatu dari sahabat
Nabi Muhammad Saw gugur, bahkan Nabi Saw sempat mengalami luka yang cukup
parah, tinggallah Saad dan Thalhah bertahan mati – matian untuk melindungi Nabi
Saw, agar beliau tidak terkena senjata secara langsung.
Namun demikian beliau sempat
terjatuh kedalam lubang dan darah pun mengucur dari pipi Nabi Saw, sampai –
sampai beberapa orang Quraisy meneriakan bahwa Nabi Saw telah wafat. Untung lah
tidak beberapa lama kemudian sekelompok sahabat berhasil menerobos kepungan dan
berhimpun di sekitar Nabi Saw. Yang pertama kali sampai adalah Abu Bakar R.a.
kemudian Abu Ubaidah bin Jarrah R.a dan menyusul beberapa sahabat yang lainnya.
Disaat yang bersamaan, karena
terlalu banyak menerima luka pada tubuhnya akhirnya Thalhah jatuh tersungkur
dihadapan Nabi Saw, melihat kejaian itu para sahabat yang lain semakin gencar
berlarian menuju tempat Nabi Saw, sehingga para sahabat akhirnya dapat
melindungi Rasulullah Saw dan kaum Quraisy pun gagal untuk membunuh Rasulullah
Saw.
Setekah perang usai, Rasulullah
Saw memerintahkan Abu Bakar R.a dan Abu ubaidah untuk memeriksa keadaan Thalhah
R.a, di tubuhnya terdapat tujuh puluh luka sobekan dan tusukan, tetapi nyawanya
masih bisa di selamatkan.
Setelah peperangan itu jika Abu
Bakar R.a menceritakan tentang kejadian perang Uhud yang hampir saja menewaskan
Rasulullah Saw, dia selalu berkata “hari itu keseluruhannya adalah milik
Thalhah..!!”
Sahabat Nabi Muhammad Saw Yang Kaya Dan Dermawan
Thalhah merupakan seorang pejuang
yang sangat tangguh dimedan perang, namu
ia juga merupakan seorang pengusaha yang terampil dan bertangan dingin,
bahkan harta yang dikumulkannya dari hasil berdagang sangat banyak dan
berlimpah. Bakar dagang inin telah dimilikinya sejak jaman jahiliyah dulu,
seolah – olah telah disiapkan untuk menjadi ahlul Jannah, kekayaan yang di
kumpulkannya lebih banyak digunakan untuk membantu orang – orang yang
memerlukan pertolongan, sejak lama ia dikenal sebagai orang yang dermawan.
Ketika di Madinah ia pernah
terlihat begitu sedih dan berduka, istrinya Suda binti Auf R.a menayakan sebab
kesedihannya itu, lalau Thalhah pun menjawab “Soal harta yang kita miliki ini,
semakin hari semakin banyak saja, sehingga menyusahkan dan menyempitkan hatiku.”
Karena istrinya merupakan wanita
yang sangat Shalehah dia pun menjawab dengan tenang “Bagi – bagikan sajalah
kepada kaum muslimin yang membutuhkan.” Mendengar jawaban Istrinya tersebut
segera Thalhah R.a berdiri dan
mengumpulkan orang – orang dirumahnya, setelah mereka semua berkumpul Thalhah
dan Istrinya membagi – bagikan hartanya sehingga tidak tersisa lagi, walaupun
hanya satu Dirham.
Wafatnya Thalhah bin Ubaidillah
Berlalulah waktu, Rasulullah Saw
wafat dan digantikan oleh Abu Bakar, kemudian Abu Bakar Wafat dan digantikan
Oleh Umar Bin Khatab R.a, selama itu hidup Thalhah tidak pernah berubah selalu
siap berjuang di jalan Allah Swt. Selama itu pulalah dia menunggu kapan tiba
waktunya untuk Thalhah Syahid menyusul para terdahulu.
Thalhah akhirnya menemui
Syahidnya dalam perang jamal di masa kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib R.a.
ironinya, dalam peperangan tersebut ia bersama Zubair bin Awwam serta Ummul
Mukminin Aisyah R.a tertipu oleh kau kawharij dan di jadikan kambing hitam
untuk melawa Ali Bin Abi Thalib R.a.
Ada perbedaan pendapat di antara
para ulama tentang Syahidnya Thalhah ini, satu riwayat menyebutkan, ketika
pertempuran mulali berlangsung dan dari kedua pihak berjatuhan korban tewas,
Ali menangis dan menghentikan pertempuran, padahal saat itu posisinya dalam
keadaan menang. Ali meminta kehadiran Thalhah dan Zubair untuk melakukan islah.
Dan mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri peperangan itu, namun ada
beberapa pasukan kaum Kawariz yang tidak suka dengan keputusan Thalhah, lalu
mereka memanah Thalhah dan Zubair hingga tewas.
Demikianlah Kisah Sahabat Nabi Muhammad Saw Thalhah Bin
Ubaidilah, seperti biasanya kami berharap kisah ini dapat menjadi peajaran yang
baik untuk kita semua khususnya penulis artikel ini dan semoga dengan seringnya
kita membaca kisah – kisah sahabat nabi
muhammad Saw, dapat menumbuhkan kecintaan yang mendalam kepada mereka.
Sampai jumpa pada kisah Sahabat
Selanjutnya, jika Artikel ini bermanfaat mohon bantu untuk Like, +1 dan share,
agar lebih banyak kaum muslimin yang kembali mencintai para sahabat nabi Muhammad Saw.
BERLANGGANAN ARTIKEL BLOG INI
ConversionConversion EmoticonEmoticon