Kisah Sahabat Nabi Muhammad Umar Bin Khatab Dan Seorang Nenek Tua
Kebiasaan Sahabat Nabi Muhammad Saw Umar Bin Khatab Meninjau Kehidupan Rakyatnya
Pada kisah ini kita akan membahas suatu kisah dari Khalifah Umar Bi khatab ketika sedang mengunjungi seorang nenek tua dan berbincang denganya, untuk mencari tahu keadaan nenek tersebut dan mencari tahu apa yang di buuhkan oleh nenek tua tersebut, mari kita bahas kisahnya dibawah ini :
Pada suatu hari sahabat nabi muhammad saw umar bin khatab yang merupakan seorang khalifah pada masa itu, baru saja pulang dari silaturahmi ke negeri syiria. seperti biasanya umar bin khatab selalu melakukan perjalanan dan meninjau sekitar kawasan yang ia lewati untuk melihat keadaan rakyatnya, karena beliau ingin mengeteahui sendiri bagaimana penderitaan mereka.
Khalifah Umar Bin Khatab |
Pada kali ini sahabat nabi muhammad saw umar bin khatab ini menuju ke sebuah pondok buruk yang didiami oleh seorang nenek tua. Beliau pergi kerumah nenek tua tersebut dengan menyamar sebagai seorang rakyat jelata, karena sudah jadi kebiasaan bagi sahabat nabi sawa yang satu ini ketika mengunjungi rakyatnya beliau selalu saja menyamar sebagai rakyat biasa, hanya dengan begitu ia bisa melihat sendiri penderitaan yang dialami oleh rahyatnya.
Ketika Umar Bin Khatab tiba dirumah nenek tersebut umar memberi salam dan berkata " wahai nenek apakah engkau tahu tentang Umar Bin Khatab dan bagai mana pendapat nenek tentang Dia?"
Nenek tua itu menjawab " kabar nya umar bin khatab baru saja pulang dari syiria dengan selamat" mendengar jawaban nenek tua itu umar kembali bertanya "Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu?" Nenek itu menjawab "Semoga Allah tidak memberikan ganjaran baik kepadanya".
Mendengar jawaban nenek tua itu Khalaifah Umar Bin Khatab ini kembali bertanya "mengapa nenek berkata seperti itu?" Nenek itu Kembali menjawab "ia sangat jauh dari rakyatnya, semenjak dia menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondok ku yang buruk ini apalagi memberiku uang".
Mendengar Hal tersebut Sahabat Nabi Muhammad Saw ini Menjawab "bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat nenek ini jauh terpencil" Nenek tua itu mengeluh dan berkata "Subhanallah !! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui keadaan rakyatnya walaupun mereka berada di tempat terpencil.
Mendengar kata - kata tadi khaifah umar bin khatab tersentak lalu berkata didalam hatinya "celakalah aku karena semua orang dan nenek ini pun mengeahui perihal diriku". Khalifah Umar Bin Khatab pun menangis dan meneteskan air mata.
Kemudian Khalifah umar bin khatab berkata lagi "wahai nenek, berapakah engkau hendak menjual kezaliman umar terhadap nenek?. saya kasihan jikalau nanti dia meninggal dan masuk neraka, itu pun kalau nenek mau menjualnya". nenk itu pun menjawab " jangan engkau bergurau dengan aku yang sudah tua ini".
Umar pun menyambung perkataannya lagi "saya tidak bergurau saya serius, berapakah nenek akan menjualnya. saya akan menebus dosanya, maukah nenek menerima uang sebanyak 25 dinar sebagai harga kezalimannya terhadap nenek" sambil menyerahlkah uang tersebut kepada nenek tersebut". Terima kasih nak baik sekali dirimu " kata nenek tersebut sambil menerima uang tersebut.
Dan ketika itu Sahabat Ali Bin Abi Thalib dan abdullah bin mas'ud tidak sengaja sedang melintas di daerah tersebut, melihat Khalifah umar bin khatab berada disitu, mereka pun menghampiri dan memberi salam " Asalamualaikum ya amirul mukminin". mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek tua itu ternyata yang dari tadi berbicara dengannya adalah khalifah umar bin khatab.
Dengan perasaan takut dan gemetaran nenek tua tersebut berkata "masya Allah, celakalah aku dan ampunilah nenek atas kelancangan nenek tadi ya amirul mukminin. Nenek telah memaki anda didepan anda sendiri." mendengar hal itu sahabat nabi muhammad ini menjawab, tidak usah engkau khawatirkan wahai nenek, sesungguhnya akulah yang seharusnya meminta maaf kepada mu karena aku tidak memperhatikan mu."
Setelah kejadian itu Khalifah umar bin khatab semakin gencar melakukan kegiatan beliau mengunjungi rakyatnya. begitu lah khalifah umar bin khatab menjalani kehidupannya sebagai khalifah. karena takutnya beliau akan siksaan yang akan datang dari Allah jika dia menyia - nyiakan rakyatnya.
Semoga kisah ini dapat menjadi motivasi bagi kita agar menjadi manusia yang semakin baik dan saling berbagi dengan sesama terlebih lagi jika kita menjadi seorang pemimpin.
Sekian kisah sahabat nabi muhammad saw ini kita akan lanjutkan kembali pada kisah sahabat nabi muhammad yang lain dalam artikel selanjutnya.
salam
BERLANGGANAN ARTIKEL BLOG INI
ConversionConversion EmoticonEmoticon