Kisah Nabi Muhammad Saw Ketika Menerima Wahyu Pertama
Dalam artikel kali ini
kita akan membahas lebih dalam kisah nabi Muhammad Saw pada masa memasuki fase kenabian dan ketika beliau pertama kali menerima
wahyu dari langit yang di sampai kan oleh Malaikat Jibril sampai di angkatnya
beliau menjadi nabi, serta beberapa wahyu yang turun setelah fase ini kepada Nabi
Muhammad Saw.
Kejadian – Kejadian Penting Sebelum diangkatnya Muhammad Saw Menjadi Nabi
Kisah ini kita awali
dari beberapa kejadian penting sebelum Nabi Saw di
nobatkan menjadi Nabi, Pada saat usia 40 tahun itu lah pertama kalo Rasulullah Saw mererima wahyu dari langit melalui Jibril As dan sebelum masa itu banyak kejadian - kejadian yang menunjukan keistimewaan Nabi Saw.
Kisah singkat Nabi Muhammad Saw |
Yang pertama adalah :
sebelum Nabi Muhammad Saw di nobatkan menjadi nabi Kabah hampir saja hancur karena usia
bangunan yang sudah tua, melihat hal itu orang – orang qurais bersepakat ingin
memperbaiki bangunan kabah, ketika mereka ingin memperbaiki kabah semua masyarakat
menyumbang harta untuk memperbaiki kabah, ternyata harta yang di kumpulkan
untuk renovasi kabah tercampur antara harta yang halal dan yang haram.
Pada
saat itu seluruh harta sudah terkumpul disebelah kabah, dan di belikan bebatuan untuk membangun kabah kembali, namun pada saat mereka mau
memulai mengganti batu – batu kabah, mereka menemukan ada seekor ular yang
besar berada di dalam kabah, yang ular ini memiliki badan berwarna hitam dan
kepala berwarna putih, ular ini menyerang syapa saja yang berusaha menyentuh
dinding Kabah, karena hal ini meraka pun muali kebingungan dan bertanya - tanya bagaimana cara menyingkirkan ular tersebut.
Melihat Hal itu Abu thalib (paman Nabi Saw) pun berkata “mungkin ada harta – harta yang haram didalam harta yang kita kumpulkan, coba kita keluarkan" maka
dicarilah harta yang di hasilkan dengan cara yang haram semua di keluarkan dari
campuran harta tersebut dan hanya disisakan harta yang benar – benar halal.
Setelah dikumpulkan dana yang halal saja tiba – tiba datang burung yang sangat
besar mengambil ular yang berada di Kabah tersebut, dan membawa ular tersebut
kearah barat. setelah ular itu tidak ada barulah orang – orang qurais memulai
memasang batu – batu yang baru untuk kabah.
Karena pada saat itu dana yang terkumpul
hanya sedikit maka ukuran Kabah menjadi lebih kecil dari sebelumnya, dan ukuran
kecil itu yang sampai saat ini ada di mekah. Dalam hadist riwayat Bukhari
Muslim Nabi Saw mengatakan kepada Ai’syah Ra “wahai Ai’syah kalo seandainya
orang – orang qurais itu bukan orang – orang yang baru mengenal islam maka saya
akan merombak Kabah kembali seperti bangunan dasarnya Ibrahim”.
Baca juga :
Pada saat selesai
pembangunan kabah itu, seluruh orang qurais berkumpul untuk meletakan
kembali batu Hajar Aswad, pada saat akan meletakan Hajar Aswad, masing – masing
dari kepala suku yang ada di mekah tiba – tiba berfikir "meletakan Hajar Aswad
ini merupakan hal yang sangat penting dan akan menjadi sejarah sampai kapan
pun, karena itu adalah rumahnya Allah dan tidak akan berubah", hal itu membuat mereka saling bersaing untuk menjadi orang yang meletakan Hajar Aswad kemballi ketempatnya, Karena bagi mereka
kehormatan itu sangat penting.
Keributan pun tidak dapat di hidarkan, Dimulai dengan suku abdu
dar yang merupakan penanggung jawab atas Kabah (Suku Abdu dar ini termasuk
salah satu suku kakek Nabi Saw), mereka tiba – tiba saja membawa ember yang
berisikan darah hewan dan masing – masing dari anggota suku tersebut
mencelupkan tangannya ke ember tersebut lalu mereka mengatakan “ Demi Allah
jika ada yang meletakan Hajar Aswad ketempat nya selain kami maka akan terjadi
pertumpahan darah” (karena mereka merasa yang paling utama karena memiliki
tanggung jawab terhadap Kabah dan mereka yang memegang kunci kabah).
Melihat
kejadian tersebut tiba – tiba saja ada suku qurais yang bernama suku mak djum, merekapun mengambil ember yang
berisikan darah hewan lalu mencelupkan tangannya dan mengucapkan hal yang sama
dengan ucapan suku Abdu dar.
Mellihat kejadian tersebut datang lagi suku Adi
Bin Kaab (ini adalah suku dari Umar bin Khotob Ra) suku yang terkenal ahli
perang dan merekapun melakukan hal yang sama dengan 2 suku terdahulu, maka
langkah demi langkah terus menerus terjadi seperti ini.
hampir saja pada saat
itu terjadi peperangan besar yang terjadi pada suku Qurais, dalam situasi yang sangat
berbahaya ini ada satu seorang tokoh suku Qurais yang bernamah Abu Umayah Bin
Almugirah (pada saat itu dia berusia 120 tahun) dan dia memang terkenal orang
yang bijaksana di tanah arab, lalu dia segera mengambil langkah untuk memecahkan
masalah ini agar jangan sampai kaum Qurais ini musnah karena peperangan saudara.
Lalu ia berkata “wahai kaumku untuk apa kalian saling membunuh yang bila kalian
membunuh kira – kira siapa yang akan tersisa di mekah, kalian semua adalah
pemuka mekah tidak ada pemimpin di antara kalian, masing – masing dari kalian
memiliki kedudukan tersendiri dimekah saya sarankan kalian memilih seorang
hakim yang akan menjadi penengah di antara kalian”.
Mendengar hal itu para tokoh – tokoh
Qurais pun sepakat untuk memilih hakim, lalu mereka meminta Abu Umayah untuk memilih
hakimnya, kemudian Abu Umayah berkata “siapapun yang pertama kali masuk dari
pintu bani syaiba dialah orangnya yang akan kita tunjuk menjadi hakim”.
Setelah
semuanya setuju maka mereka semuanya serentak sepakat untuk menunggu, dan dengan ijin Allah SWT orang yang pertama kali masuk dari bani syaiba itu adalah Nabi
Muhammad Saw, begitu Nabi Muhammad Saw masuk semua suku Qurais berkata serentak “orang
yang jujur dan terpercaya, orang yang jujur dan terpercaya kami semua setuju”.
Kemudian Nabi Muhammad Saw pun di
sepakati menjadi hakim (ada 2 pelajaran besar dari kisah ini Kata para ulama
besar, yang pertama adalah bagaimana Nabi Muhammad Saw sangat di percaya dan di kagumi
oleh seluruh kaum qurais dan di akui tentang kejujuran beliau Saw, yang kedua
adalah Allah Swt ingin melatih Nabi Muhammad Saw agar terbiasa memecahkan
kasus – kasus besar di tengah masyarakat).
Nabi Muhammad Saw tidak pernah tahu tentang
perselisihan di antara suku – suku tersebut, karena memang beliau baru tiba
pada saat itu dan masih belum menjadi Nabi. Lalu Nabi Muhammad Saw menjadi hakim dan
melakukan hal yang sangat luar bisa beliau membuka jubahnya kemudia beliau
meletakan jubahnya ke tanah dan mengajak setiap suku untuk mengutus
pimpinannya, lalu masing – masing pemimpin suku tersebut memegang jubah
tersebut dan Hajar Aswad di letakan di atas jubah tersebut kemudia di angkat
oleh semua pimpinan dari suku – suku yang ada dengan cara memegang jubah Rasulullah Saw tadi menuju ke dekat tempat diletakannya Hajar Aswad setibanya di dekat
peletakan Hajar Aswad, Rasulullah Saw mengangkat Hajar Aswad dan meletakan di
tempatnya dan pada akhirnya Rasulullah Saw lah yang meletakan kembali batu Hajar
Aswad tersebut. Ini adalah kejadian penting yang pertama sebelum Muhammad
diangkat menjadi Nabi.
Kejadian yang kedua
adalah : Nabi muhammad Saw di karuniai keinginan yang sangat besar untuk beribadah
seorang diri (berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, dan berfikir tentang
kehidupan yang ada di dunia ini).
Beliau memilih Gua Hiro sebagai tempat untuk menyendiri, beliau pergi ke Gua Hiro ini tidak tentu waktunya kapan saja dia pergi namun terakhir kali beliau pergi sebelum diangkat menjadi Nabi pada saat Ramadhan, beliau selama sebulan penuh tinggal di Gua Hiro sampai bertemunya dengan Jibril AS dan menurunkan wahyu pertama surat Al-alaq ayat 1 - 5.
Beliau memilih Gua Hiro sebagai tempat untuk menyendiri, beliau pergi ke Gua Hiro ini tidak tentu waktunya kapan saja dia pergi namun terakhir kali beliau pergi sebelum diangkat menjadi Nabi pada saat Ramadhan, beliau selama sebulan penuh tinggal di Gua Hiro sampai bertemunya dengan Jibril AS dan menurunkan wahyu pertama surat Al-alaq ayat 1 - 5.
Ketika beliau menuju ke
Gua Hiro (perjalanan menuju Gua Hiro itu sangat jauh dari kediaman Nabi
Muhammad Saw), beliau sempat mendengarkan suara yang mengatakan Assalammualaika
ya Rasulallah padahal saat itu beliau belum di angkat menjadi Nabi. Nabi Saw
memilih Gua Hiro itu karena mempunyai 3 alasan :
- Gua Hiro itu berada di atas puncak gunung dan ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan gua – gua lain
- Mempunyai 2 buah celah yang terbuka yang pada salah satunya menghadap kearah Kabah secara langsung, dari situ Kabah terlihat sangat Jelas.
- Dengan kecil dan jauhnya tempat ini tidak akan ada yang bisa menggangu beliau ketika bertafakur.
Kejadian yang ketiga adalah : Beliau di anugrahi Aruhya Asodiq
(mimpi yang benar yang datang kepada orang yang beriman), beliau Saw terkadang
bisa melihat kejadian yang akan terjadi di ke esokan harinya Aisyah Ra
mengatakan dalam riwayat yang shahih “salah satu tanda - tanda kenabian adalah
mimpi yang benar” juga ada hadist Nabi yang mengatakan “ mimpi yang benar
adalah salah satu dari 63 cabang mukzijat kenabian”. Ini lah 3 kejadian penting
sebelum Muhammad Saw di angkat menjadi Nabi.
Proses Penobatan Kenabian
Pada malam ke 27 Ramadhan saat itu Nabi Muhammad Saw sedang beribadah di
Gua Hiro, Jibril datang dengan Postur manusia yang muncul secara tiba – tiba,
kejadian tersebut sempat membuat Nabi Muhammad Saw ketakutan. Nabi Muhammad Saw Dalam riwayat
Bukhari dengan panjang lebar menceritakan tentang kejadian tersebut, beliau
mengatakan “telah datang kepada ku dengan menggunakan
pakaian yang putih bersih, dan di tangannya terdapat sebuah kotak yang
terbungkus dengan kain sutra dan didalamnya terdapat sebuah buku lalu orang itu
berkata : bacalah wahai Muhammad, aku berkata : aku tidak bisa membaca kemudian
orang itu memeluku dengan sangat keras sampai seakan – akan ruh ku akan keluar
kemudian untuk kedua kalinya dia berkata baca lah wahai Muhammad, maka aku
mengatakan aku tidak bisa membaca lalu orang tersebut memeluku dengan sangat
keras untuk kedua kalinya sampai seakan – akan ruh ku akan keluar, lalu untuk
ketiga kalinya dia berkata bacalah wahai Muhammad dan aku pun tetap berkata aku
tidak bisa membaca lalu untuk ke empat kalinya sampai seakan – akan ruhku mau
keluar dan dia kembali berkata bacalah wahai Muhammad lalu aku berkata apa yang
harus aku baca maka jibrilpun menyampaikan Surat Al-Alak ayat 1-5, setelah
memyampaikan ayat tersebut lalu tiba – tiba hilang seketika”.
Melihat kejadian tersebut Nabi Muhammad Saw makin ketakutan dan bergegas
untuk kembali pulang kerumahnya, pada saat yang bersamaan Khadijah Ra merasa
gelisah dirumah merasa ada sesuatu dengan suaminya maka dia pun menyuruh
pembantunya menuju Gua Hiro untuk memastikan keadaan Nabi Muhammad Saw tidak apa – apa.
Waktu pembantunya tiba di Gua Hiro dia tidak bertemu dengan Rasulullah Saw karena sudah turun. Dalam keadaan ketakutan Rasulullah Saw berlari dengan sangat cepat menuju kemekah, sebelum tiba dimekah Rasulullah Saw tiba – tiba mendengar suara dari langit yang memanggilnya, hal ini dijelaskan dalah hadist Bukhari Rasulullah Saw Berkata “ aku mendengarkan suara yang mengatakan wahai Muhammad, lalu aku mengangkat kepalaku kearah langit ternyata aku melihat Jibril dengan postur aslinya sebagai malaikat, ia dikarunia oleh Allah SWT 600 ekor sayap dan dimanapun ku alihkan pandanganku disitu tubuh jibril kulihat memenuhi antara timur dan barat lalu Jibril berkata wahai Muhamad anta RasulAllah wa ana Jibril (diucapkan sebanyak 3 kali) dan setelah mengatakan itu jibril pun menghilang”
Waktu pembantunya tiba di Gua Hiro dia tidak bertemu dengan Rasulullah Saw karena sudah turun. Dalam keadaan ketakutan Rasulullah Saw berlari dengan sangat cepat menuju kemekah, sebelum tiba dimekah Rasulullah Saw tiba – tiba mendengar suara dari langit yang memanggilnya, hal ini dijelaskan dalah hadist Bukhari Rasulullah Saw Berkata “ aku mendengarkan suara yang mengatakan wahai Muhammad, lalu aku mengangkat kepalaku kearah langit ternyata aku melihat Jibril dengan postur aslinya sebagai malaikat, ia dikarunia oleh Allah SWT 600 ekor sayap dan dimanapun ku alihkan pandanganku disitu tubuh jibril kulihat memenuhi antara timur dan barat lalu Jibril berkata wahai Muhamad anta RasulAllah wa ana Jibril (diucapkan sebanyak 3 kali) dan setelah mengatakan itu jibril pun menghilang”
Dalam riwayat yang lain Rasulullah Saw mengatakan “Jibril
dikarunia 600 ekor sayap yang apabila satu sayapnya dikebaskan kebumi maka bumi
ini akan hancur”, Nabi Saw saat itu pertama kali melihat jibril dengan
postur manusia pada saat beliau berada di Gua Hiro dan dengan postur malaikat
ketika beliau berlari menuju kemekah.
Lalu ketika Rasulullah Saw sampai dirumah dan disambut oleh
Khadijah Ra, sementara wajah beliau Saw sangat pucat dan diselimuti ketakutan (
perhatikan disini kata para ulama, pelajaran yang sangat besar kenapa Rasulullah Saw
menikah dengan Khadijah padahal Khadijah lebih tua, kata para ulama ada rahasia
tertentu agar Nabi Saw didampingi oleh wanita yang sangat dewasa dan bisa
mendampingi beliau terutama pada saat menerima fase kenabian itu).
Pada saat itu Khadijah tidak bertanya apapun menunggu Nabi Muhammad Saw menjelaskan lalu Nabi Muhammad Saw berkata “bungkus saya selimuti saya” kemudian Khadijah mengambil selimut dan mengajak Nabi Muhammad Saw untuk duduk sambil menunggu keadaan tenang, setelah keadaan menjadi tenang barulah Khadijah Ra bertanya “ada apa wahai suamiku ?” kemudian Nabi Saw dengan sangat tenang berkata “telah datang kepadaku sesuatu yang tidak bisa saya gambarkan” dan Nabi Saw pun menceritakan semua kejadian yang beliau alami ketika bertemu dengan Jibril, mendengar cerita Nabi Saw Khadijah berkata “ wahai suamiku apakah engkau mengira telah ditimpa sesuatu yang buruk ? tidak akan wahai suami ku (Khadijah berusaha menenangkan Nabi Saw) karena sesungguhnya engkau senantiasa bersilaturahim, membantu orang miskin dan siapapun yang membutuhkan bantuan engkau pasti membantunya”.
Lalu Khadijah Ra membawa Nabi Saw menemui misanannya Khadijah Ra yang bernama Waraqah bin Nauval waktu itu kebetulan dia adalah seorang pendeta nasrani, maka yang terjadi setelah Khadijah menceritakan kejadian itu kepada Waraqah dan dia pun terheran – heran karena yang dia ketahui tentang seluruh ciri – ciri Jibril yang telah datang kepada Isa As dan Musa As sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Nabi Saw, lalu Waraqah mengatakan “demi Allah telah datang kepada mu Namusul Akbar (makluh bersayap yang paling besar dan merupakan julukan untuk Jibril yang disebutkan oleh ahli kitab nasrani) yang telah datang kepada musa, saya berharap saya masih hidup ketika engkau diutus nanti dan saya akan menjadi penolong yang paling pertama saat engkau di perangi dan dikeluarkan oleh kaum mu dari mekah ini”, Nabi Saw merasa heran dan berkata “apakah mereka akan mengeluarkanku?” (yang membuat Nabi Saw heran karena pada saat itu orang Qurais sangat menghormati Nabi Saw) lalu Waraqah menjawab “ demi Allah tidak ada orang yang diutus sepertimu kecuali dia akan di keluarkan oleh kaumnya”.
Pada saat itu Khadijah tidak bertanya apapun menunggu Nabi Muhammad Saw menjelaskan lalu Nabi Muhammad Saw berkata “bungkus saya selimuti saya” kemudian Khadijah mengambil selimut dan mengajak Nabi Muhammad Saw untuk duduk sambil menunggu keadaan tenang, setelah keadaan menjadi tenang barulah Khadijah Ra bertanya “ada apa wahai suamiku ?” kemudian Nabi Saw dengan sangat tenang berkata “telah datang kepadaku sesuatu yang tidak bisa saya gambarkan” dan Nabi Saw pun menceritakan semua kejadian yang beliau alami ketika bertemu dengan Jibril, mendengar cerita Nabi Saw Khadijah berkata “ wahai suamiku apakah engkau mengira telah ditimpa sesuatu yang buruk ? tidak akan wahai suami ku (Khadijah berusaha menenangkan Nabi Saw) karena sesungguhnya engkau senantiasa bersilaturahim, membantu orang miskin dan siapapun yang membutuhkan bantuan engkau pasti membantunya”.
Lalu Khadijah Ra membawa Nabi Saw menemui misanannya Khadijah Ra yang bernama Waraqah bin Nauval waktu itu kebetulan dia adalah seorang pendeta nasrani, maka yang terjadi setelah Khadijah menceritakan kejadian itu kepada Waraqah dan dia pun terheran – heran karena yang dia ketahui tentang seluruh ciri – ciri Jibril yang telah datang kepada Isa As dan Musa As sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Nabi Saw, lalu Waraqah mengatakan “demi Allah telah datang kepada mu Namusul Akbar (makluh bersayap yang paling besar dan merupakan julukan untuk Jibril yang disebutkan oleh ahli kitab nasrani) yang telah datang kepada musa, saya berharap saya masih hidup ketika engkau diutus nanti dan saya akan menjadi penolong yang paling pertama saat engkau di perangi dan dikeluarkan oleh kaum mu dari mekah ini”, Nabi Saw merasa heran dan berkata “apakah mereka akan mengeluarkanku?” (yang membuat Nabi Saw heran karena pada saat itu orang Qurais sangat menghormati Nabi Saw) lalu Waraqah menjawab “ demi Allah tidak ada orang yang diutus sepertimu kecuali dia akan di keluarkan oleh kaumnya”.
Setelah prosesi pertemuan Nabi Muhammad Saw dengan Jibril, wahyu terputus
selama 6 bulan (tidak ada Jibril yang datang kembali, dan tidak ada informasi
apa – apa) pada masa 6 bulan tersebut Waraqah bin Nauval meninggal dunia,
(tujuan wahyu terputus selama 6 bulan adalah :
Yang pertama : agar Nabi Saw terlepas terlebih dahulu dari rasa takutnya yang mendalam setelah bertemu dengan Jibril dengan postur aslinya sebagai malaikat, yang kedua adalah : agar muncul dari Nabi Saw rasa rindu dan kesiapan untuk menerima wahyu) tujuan utama tersebut sudah terlaksana dikarenakan selama 6 bulan itu Nabi Saw terus menerus pergi kepadang pasir dengan harapan Jibril akan datang lagi menyampaikan wahyu kepada beliau, sampai tiba pada suatu malam yang mulia dalam keadaan Nabi Saw sedang tidur dan berbungkuskan selimut Jibril As datang dengan wahyu.
Yang kedua yaitu surat Al – Mudatsir ayat 1–7, setelah wahyu ini maka wahyu secara berkesinambungan turun kepada Nabi Saw, setelah surat Al – Mudatsir turun surat Al – Muzamil ayat 1-7, lalu setelahnya turun surat Ad – Dhuha ayat 1-11.
Yang pertama : agar Nabi Saw terlepas terlebih dahulu dari rasa takutnya yang mendalam setelah bertemu dengan Jibril dengan postur aslinya sebagai malaikat, yang kedua adalah : agar muncul dari Nabi Saw rasa rindu dan kesiapan untuk menerima wahyu) tujuan utama tersebut sudah terlaksana dikarenakan selama 6 bulan itu Nabi Saw terus menerus pergi kepadang pasir dengan harapan Jibril akan datang lagi menyampaikan wahyu kepada beliau, sampai tiba pada suatu malam yang mulia dalam keadaan Nabi Saw sedang tidur dan berbungkuskan selimut Jibril As datang dengan wahyu.
Yang kedua yaitu surat Al – Mudatsir ayat 1–7, setelah wahyu ini maka wahyu secara berkesinambungan turun kepada Nabi Saw, setelah surat Al – Mudatsir turun surat Al – Muzamil ayat 1-7, lalu setelahnya turun surat Ad – Dhuha ayat 1-11.
Demikianlah Kisah Nabi Muhammad Saw memasuki Fase kenabian Semoga artikel ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua dan lebih mengenal kehidupan Rasulullah Saw dari kisah - kisahnya.
BERLANGGANAN ARTIKEL BLOG INI
ConversionConversion EmoticonEmoticon